Rabu, 06 Oktober 2010 | By: Albysia

tentang kupu-kupu

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu.
Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin
akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah proses Alami yang di gariskan Allah SWT, agar cairan dari tubuh kupu-kupu itu masuk ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.


hmmmmmm....
benere dah lamo banget pernah denger cerita ini..
cerita tentang kupu-kupu.. tentang bagaimana perjuangan itu memang diperlukan untuk hidup.. dan kesulitan-kesulitan yang ada itu adalah ujian untuk membuat kita kuat untuk 'terbang'.. kesulitan untuk membuat kita tegar..

Sedikit mengutip, "Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Pengasih dan maha Penyayang.
Kita memohon Kekuatan…Dan Allah SWT memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.
Kita memohon kebijakan…Dan Allah SWT memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
Kita memohon kemakmuran…Dan Allah SWT memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
Kita memohon Keteguhan Hati…Dan Allah SWT memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.
Kita memohon Cinta…Dan Allah SWT memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
Kita memohon Kemurahan Kebaikan Hati…Dan Allah SWT memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.
Begitulah cara Allah SWT membimbing Kita…
Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan?
Kadang Allah SWT tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita."


maka nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan... :)

Senin, 06 September 2010 | By: Albysia

Potret Anak Pesisir Gilimanuk

 "Awas... awas.. minggir dab.. minggir...!!"
Sontak semua kaget dan melihat ke arah suara serak itu.. tampak anak khas pantai dengan kulit legam terbakar dalam silau matahari bersiap melompat dari menara kapal..
dan... "Byuur...!!!"

Subhanallah...

Beruntung aku mendapatkan jepretan gambar sebelum dia menceburkan dirinya ke air (meski ga bgus2 bgt.. heew)
Banyak dari penumpang kapal yang tertegun menahan nafas melihat  adegan yang hanya berlangsung beberapa detik itu..
termasuk juga ak yang pengen berteriak "amazing" saat itu jg..

Yup, foto ini diambil saat kapal ferri mulai melaju meninggalkan gilimanuk kira-kira 16.00 WITA, 5 Agustus 2010.
Anak ini terjun dari menara kapal ferri dengan tinggi lebih dari 20 kaki tanpa menggunakan alat apapun.
sampai di bawah,anak itu bergabung dengan teman2nya yang laen dan berenang gaya apung (mungkin.. :D) berteriak-teriak mengaharap receh dari penumpang.
Saat itu, seperti penumpang yang lainnya aku juga senang melempar recehan ke arah mereka dan menikmati'tontonan' itu..


Pertama menyebut tontonan, aku miris juga..
apalagi setelah ngedenger kata-kata mereka yang sangat amat kasar.
tambah lagi, sebenarnya hal ini bukan pertama kali aku melihat adegan 'mengambang cari receh' itu..
kira-kira 4 tahun lalu, aku pun melihat anak-anak ini meski tanpa ada adegan terjun bebas dari menara.. bahkan dari mereka ada yang aku ingat betul wajahnya,, dengan tentunya usia mereka yang jauh lebih kecil. Hanya saja sejalan dengan umur mereka yang bertambah dewasa, kata-kata mereka pun terdengar lebih kasar..

Hmmm... inikah potret anak pesisir Gilimanuk yang dari tahun ke tahun bergelut dengan receh di air asin???
semoga saja mereka masih bersekolah dan semoga saja mereka punya cita-cita dan harapan untuk jadi lebih baik.. :)
Minggu, 05 September 2010 | By: Albysia

The way

Adegan 1
Aku menyusuri sebuah jalan, dan ada lubang yang dalam di trotoar. Aku terperosok. Lama sekali aku baru bisa keluar. Kejadian itu bukan salahku

Adegan 2
Aku menyusuri jalan yang sama. Aku terperosok lagi ke dalam lubang. Aku tetap perlu waktu lama untuk keluar. Itu salahku.

Adegan 3
Aku menyusuri jalan yang sama. aku terperosok lagi ke dalam lubang. Rupanya sudah jadi kebiasaan. Itu sudah jelas salahku. Aku cepat2 keluar dari lubang.

Adegan 4
Aku menyusuri jalan yang sama dan melihat lubang yang sangat dalam di trotoar. Aku berjalan mengitari lubang.

Adegan 5
Aku mengambil jalan yang lain


Cerita analogi ini aku dapat dari sebuah novel yang entah judulnya apa.. (lupa mode:on hee).
meski singkat dan sederhana, semoga bisa menjadi awal yang bermanfaat.. ^^